ACupOfReality

Cara Mudah Menjadi Content Creator Untuk Pemula

Sekarang ini konten memang sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan, itulah kenapa banyak orang yang mulai beralih menjadi content creator. Konten memang sudah menjadi sebuah kebutuhan, untuk itulah menyajikan konten yang berkualitas adalah suatu keharusan.

For your information, materi ini aku dapatkan dari mengikuti webinar Dewatalks yang kebetulan pembicaranya adalah seorang content creator juga, yaitu Kak Victoria Wong. Materinya sangat bermanfaat dan aplikatif banget, bahkan untuk orang yang baru mau terjun ke dunia perkontenan juga bisa langsung menerapkan tips ini.

Baiklah, tanpa berlama-lama lagi mari kita mulai pembahasannya!

tips untuk para content creator

Apa Itu Konten?


Menurut Wikipedia, konten adalah informasi yang bisa di akses melalui media atau produk elektroniknya. Itu artinya, semua iklan yang biasanya ditayangkan di televisi, semua berita yang ada di surat kabar, bahkan sampai semua postingan yang kita lihat di sosial media adalah konten.

Kenapa Konten Itu Penting?


Seperti yang aku bilang di awal tadi, konten adalah suatu kebutuhan yang sudah tak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari. Apalagi untuk Royaltea yang punya bisnis, konten itu bagaikan napasnya bisnis. Kita bisa saja menjual produk yang paling keren yang ada di dunia ini, tetapi jika tidak ada yang mengerti tentang produk kita dan tidak ada yang tertarik? Maka tidak akan ada yang membeli produk kita.

Untuk itulah kita butuh konten sebagai jalan untuk memberikan informasi terkait produk kita kepada target pasar agar tertarik dan membeli produk kita.

Proses membuat konten itu secara sederhananya hanya ada tiga langkah, yaitu merancang isi konten, menentukan format konten, dan yang terakhir adalah menentukan media konten. Merancang isi konten adalah proses brainstorming atau proses mencari ide menarik untuk disajikan kepada audiens. Kemudian menentukan format konten. Konten itu banyak bentuknya, ada yang visual biasa disajikan dalam bentuk video atau gambar, ada juga yang berbentuk audio seperti konten podcast, dan ada juga yang bentuknya tulisan seperti yang sedang Royaltea baca sekarang ini. Yang terakhir adalah menentukan media konten, yaitu membuat konten tersebut agar bisa diakses oleh audiens. Jika konten berbentuk video mungkin bisa diupload di youtube, jika berbentuk gambar mungkin bisa diupload di instagram, dan jika tulisan mungkin bisa di posting di blog. Semua format konten punya tempat terbaiknya masing-masing, tugas para content creator adalah mencari platform yang terbaik itu untuk bisa menjangkau audiens.

Menjadi Content Creator, Inilah Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Membuat Konten

inilah yang harus dipersiapkan sebelum membuat konten

Jika kita ingin menyajikan konten yang berkualitas, maka tentu saja kita butuh perencanaan yang matang agar tidak terkesan asal-asalan dalam membuat konten. Nah, inilah beberapa hal yang harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum mulai membuat konten.

1. Tentukan tujuan.


Sebenarnya apa alasan kita membuat konten ini? Apakah untuk personal branding atau kah untuk product branding? Ini adalah pertanyaan yang penting untuk dijawab sebelum membuat konten. Mengapa begitu? Karena nantinya hal ini akan mempengaruhi konten yang kita buat. Jika membuat konten untuk personal branding, maka kita akan menyajikan persona sebagai orang yang dapat dipercaya untuk menjawab masalah. Sedangkan jika tujuan kita membiat konten adalah untuk product branding, maka yang kita coba tampilkan adalah persona dari produk kita yang bisa menjawab masalah, jadi yang lebih ditonjolkan adalah produk kita.

2. Rumus membuat konten.


Ada beberapa jenis konten yang biasanya menarik perhatian audiens, yaitu :

Konten Relateable. Artinya adalah konten yang membuat audiense merasa 'terwakili' atau relevan dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Apakah Royaltea pernah merasa "ini sih gue banget" saat sedang menikmati konten? Itu artinya konten yang Royaltea temukan adalah salah satu dari konten yang relateable.

Konten Shareable. Jenis konten ini adalah konten yang menarik seseorang untuk mau membagikan konten tersebut kepada orang lain. Biasanya adalah konten yang bisa menyentuh emosi orang lain. Bahasa untuk konten yang shareable juga harus bisa dipahami dengan mudah oleh audiens, selain itu konten shareable juga harus bisa menaikkan gengsi audiens. Konten shareable yang paling sering dijumpai adalah quotes. Konten quotes ini menyentuh emosi audiens karena relevan dengan situasi yang mereka hadapi, selain itu juga konten quotes ini bisa menaikkan gengsi audiens. Biasanya orang yang sering membagikan quotes diasosiasikan dengan orang yang bijak.

Terakhir, adalah konten yang valuable. Jenis konten ini adalah konten yang menarik audiens untuk mau melihatnya lagi, jadi audiens akan menyimpan konten tersebut. Konten yang valuable biasanyaa adalah konten yang edukatif, bisa dijadikan reminder, dan relevan dengan situasi audiens.

3. Tentukan masalah dan goal target.


Pastikan dalam membuat konten kita memiliki target yang jelas. Untuk itu cobalah menjawab pertanyaan ini untuk membantu menemukan target yang jelas. Siapa yang mau dibantu dengan konten kita? Apa masalah terbesar yang dihadapi oleh target audiens kita? Apa goal terbesar yang ingin dicapai target audiens kita? Kemudian kita bisa mengisi premis di bawah ini.

Segmen target (niche) saya adalah ... yang fokusnya membantu ... untuk bisa mencapai ....

Contoh pengisiannya adalah seperti ini :

Segmen target (niche) saya adalah skincare yang fokusnya membantu para remaja untuk bisa mencapai kulit mulus bebas jerawat.

4. Mengenal buyer's journey.


Mengenal Buyer's Journey

Buyer's journey adalah perjalanan seorang audiens dari yang merupakan orang asing menjadi customer loyal atau fans kita. Dalam membuat konten, sebagai content creator kita perlu terlebih dahulu mencari tahu kira-kira audiens kita ada dalam tahap yang mana sehingga kits bisa membuat konten yang tepat untuk mereka. Konten juga memegang peran penting di sini, yaitu untuk membawa audiens dari tahap satu ke tahap lainnya. Audiens dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu.

Tahap Unaware. Dalam tahap ini audiens masih tidak tahu dan masih merasa asing dengan hal yang kita coba bagikan melalui konten kita bagi mereka. 

Tahap kedua adalah Aware. Dalam tahap ini audiens sudah tahu dan mengerti pentingnya hal yang kita coba bagikan dalam konten kita, tetapi mereka masih tidak mau bergerak.

Untuk membawa audiens yang masih dalam tahap unaware menuju tahap aware, maka konten yang bisa kita sajikan dapat berupa konten edukatif yang dapat membuka wawasan mereka.

Tahap ketiga adalah Solution. Dalam tahap ini audiense sudah mengerti dan sudah mau bergerak, tetapi mereka masih bingung harus mulai dari mana.

Tahap terakhir dan yang merupakan tujuan terbesar kita jika kita membuat konten untuk memasarkan produk adalah tahap Action. Dalam tahap ini audiens sudah percaya pada kita sampai akhirnya audiens membeli produk kita. Atau jika kita membuat konten untuk personal branding, maka pada tahap ini audiens sudah percaya pada kita dan menjadi pengikut setia kita.

Untuk membawa audiens dari tahap Solution ke tahap Action, kita butuh menyajikan konten yang persuatif.

5. Mengenal di mana target audiens.


Dengan mengenali target audiens, maka kita jadi tahu bagaimana cara mendekati audiens dan platform apa yang sebaiknya digunakan untuk menjangkau mereka. Cari tahu sosial media apa yang sering mereka gunakan, konten jenis apa yang biasanya mereka konsumsi dan didapatkan dari mana. Untuk mengetahui hal ini kita bisa mengadakan survey, atau bisa bertanya secara langsung dengan target audiens. Namun, cara paling mudahnya adalah mengamati akun sosial media kompetitor.

6. Mulai membuat konten.


Setelah mengetahui semua informasi terkait target audiens, kini saatnya kita mulai praktik membuat konten. Mulailah dulu dari apa yang kita bisa. Jika Royaltea mempunyai skill videography, maka Royaltea bisa mulai membuat konten berupa video.

Namun, ada satu hal penting yang harus selalu kita ingat. Not one kind of content is fit in different platform. Setiap platform punya karakteristik yang berbeda-beda. Penting bagi kita sebagai content creator untuk mengenali jenis konten apa yang disukai di platform pilihan dan bagaimana perilaku user di platform tersebut.


Nah, itulah tadi beberapa tips untuk Royaltea yang mau terjun menjadi content creator. Semoga tulisanku ini bisa membantu Royaltea untuk menyajikan konten yang berkualitas.

Akhir kata, sampai jumpa lagi di postingan selanjutnya! Bye~
Mulya Riza Rahmawati
A writer and a blogger who loves to learn more about history and philosophy.

Related Posts

6 komentar

  1. Belum kesampean jadi content creator, nih. Tadinya mau ikut kelas. Eeh, dapet tips dari Mbak Mulya. Terima kasih Mbak Mulya. Nanti kalau tips lupa. Mampir kw blog ini lagi, ah. #efek males mindahin ke file

    BalasHapus
  2. Wah, baru tau ada istilah buyer's journey hehee, makasih tipsnya Mba

    BalasHapus
  3. Keren. Bisa dipakai untuk blogging juga ya Mbak

    BalasHapus
  4. Makasih banget kak insightfull banget banget aku emang lagi butuh asupan bergizi begini. Sedang mencoba memantaskan terutama yang poin 5 sih, ngenali gimana audiens huhu

    Terimakasih kak sudah sharing materi ini☺☺☺

    BalasHapus
  5. Wahh pas bangett ini, ttg konten creator.
    Setuju banget mba, skrg ini banyak banget org² pd beralih kesini, bahkan ada yg rela sampe resign.

    Ehh btw ini bs juga diterapkan dlm blog kita kan yaa 😍😍

    BalasHapus
  6. makasih mbak mulya tipsnya, selalu mendapat insight baru tiap baca tulisan teman-teman. mau prkatek ah

    BalasHapus

Posting Komentar